tata cara taaruf

Mempraktikkan Tata Cara Taaruf yang Benar

Mempraktikkan tata cara taaruf akan membuahkan hasil yang baik dengan izin Allah. Ini adalah praktik yang tepat untuk mendapatkan jodoh jika dilakukan dengan niat yang baik dan semata-mata hanya karena Allah.

Untuk lebih jelasnya, mari mengetahui lebih dalam tentang apa itu taaruf, hal-hal yang harus diperhatikan dalam taaruf, dan tata cara taaruf yang benar.

Apa Itu Tata Cara Taaruf?

Sebelum membahas tentang tata cara taaruf, mari kita bahas terlebih dahulu tentang apa itu taaruf. Kata “taaruf” berasal dari bahasa Arab dengan akar kata “ta’arafa” – “yata’arafu”. Dalam bahasa Indonesia, kata tersebut diartikan dengan “saling mengenal”. Sebagaimana yang dijelaskan Allah dalam Al-Qur’an surat Al-Hujurat ayat 13 yang artinya adalah sebagai berikut.

 â€œHai manusia sesungguhnya kami telah menciptakan kalian dari seorang pria dan seorang wanita, lalu menjadikan kalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kalian saling mengenal (li-ta’arofu) …”

Q.S Al-Hujurat:13

Dari ayat di atas dapat disimpulkan bahwa taaruf adalah cara yang dilakukan untuk saling mengenal. Namun, kata “saling mengenal” di sini bukan diartikan sebagai menjalin ikatan sebelum dilaksanakannya pernikahan. Melainkan dengan menerapkan tata cara yang dianjurkan dalam Islam berdasarkan tuntunan Al-Qur’an dan Hadits.

Apa yang Harus Diperhatikan dalam Tata Cara Taaruf?

Memilih jalan taaruf dalam menjemput jodoh adalah cara yang tepat yang dianjurkan Islam. Namun, ada hal yang perlu diperhatikan agar taaruf berjalan lancar dan diridhoi Allah.

Memulai Tata Cara Taaruf Karena Allah Ta’ala

Taaruf dilakukan sebagai upaya untuk menjemput jodoh dalam keridhoan-Nya. Untuk itu, kita perlu meluruskan niat karena Allah dan bertekad bahwa ini adalah bagian dari ibadah kepada-Nya.

Jangan pernah berniat untuk mencari kenalan, menebar harapan palsu, atau sekedar menambah kenalan. Ingatlah bahwa segala sesuatu yang kita lakukan akan berbalik pada diri kita sendiri. Jadi, berniatlah hanya untuk mengharapkan keridhoan-Nya. Niatkan yang baik agar hasilnya juga akan baik.

Ini ditegaskan Rasulullah dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim yang artinya adalah sebagai berikut.

“Kalian tidak akan beriman sampai kalian menyukai sikap baik untuk saudaranya, sebagaimana dia ingin disikapi baik yang sama.”

(HR. Bukhari & Muslim)

Tidak Melanggar Aturan Agama dalam Tata Cara Taaruf

Taaruf diniatkan untuk menjemput jodoh dengan cara yang baik. Untuk itu, tidak dibenarkan apabila seseorang melanggar aturan agama dalam taaruf seperti berkhalwat. Baik secara langsung atau hanya sekedar bertukar kabar secara online. Tindakan seperti ini dikhawatirkan akan memicu tindakan yang tidak baik seperti berzina dan menghalalkan perbuatan yang dilarang Allah lainnya.

Seperti apa yang telah disebutkan Allah dalam Al-Qur’an surat Al-Isra’ ayat 32 yang artinya:

“Dan janganlah kamu mendekati zina. Sesungguhnya zina adalah perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.

Q.S. Al-Isra’:32

Tata Cara Taaruf yang Benar Itu Bertekad Untuk Menjaga Kesucian Diri

Taaruf adalah salah satu langkah untuk menjaga kesucian diri dari dosa sebelum terjadinya akad. Jika memang mengharuskan adanya pertemuan dengan calon, bertemulah dengan membawa mahram atau keluarga. Jangan sampai mencari peluang untuk berduaan atau berkhalwat. Hal ini tentunya sangat dilarang dalam Islam, sebagaimana yang disebutkan dalam hadits Rasulullah yang artinya:

“Jangan sampai kalian berdua-duaan dengan seorang wanita (yang bukan mahramnya), karena setan adalah orang ketiganya.” 

(HR. Ahmad dan dishahihkan Syu’aib al-Arnauth).

Tata Cara Taaruf Harus Diketahui Pihak Keluarga

Langkah taaruf yang benar adalah dengan memperhatikan keterlibatan orang tua, kerabat, atau sahabat terdekat. Mulailah dengan menanyakan kesediaan dan kesiapan pihak yang akan melakukan taaruf, dilanjutkan dengan pemilihan waktu taaruf, pertemuan dengan pihak keluarga, dan pengajuan pertanyaan antara kedua belah pihak jika ada yang ingin dipertanyakan.

Tata Cara Taaruf Mempraktikkan Kejujuran dan Saling Terbuka

Ini merupakan hal yang menjadi perhatian utama. Selain berniat semata-mata hanya karena Allah, taaruf juga membutuhkan kejujuran. Jangan ada yang ditutup-tutupi ketika pihak lain mempertanyakan sesuatu dan lainnya. Hal tersebut termasuk bagaimana keadaan keluarga, harapan, prinsip hidup, segala hal yang disukai dan tidak disukai, dan lainnya. Jawablah setiap pertanyaan dengan sopan, serius, dan apa adanya.

Menolak atau Menerima dengan Cara yang Baik dalam Tata Cara Taaruf

Dalam proses taaruf juga ada kecocokan dan ketidakcocokan. Ini bisa dilihat dari pertukaran identitas diri, respon keluarga, lingkungan, pergaulan, dan lainnya. Jika dirasa taaruf tersebut harus dibatalkan, maka sampaikanlah penolakan dengan segera. Jaga perasaan calon dan keluarganya dengan memberikan alasan yang jelas.

Bagaimana Tata Cara Taaruf dalam Ajaran Islam?

Tata cara taaruf dapat diterapkan setelah memperhatikan dan memahami ketentuan taaruf. Berikut adalah tata cara taaruf yang dianjurkan dalam Islam.

Niat

Tata cara taaruf yang pertama adalah niat. Seperti yang telah dibahas di atas, niatkan taaruf ini hanya karena Allah. Serahkan semua prosesnya pada Allah dengan terus berdoa.

Bertukar Identitas

Bertukar identitas dilakukan agar mereka yang mengikuti taaruf ini dapat mengetahui biografi masing-masing. Profil mereka harus ditulis sejelas mungkin agar tidak adanya komunikasi di luar taaruf.

Nadzor

Ketika taaruf ini diterima oleh kedua belah pihak, inilah saatnya untuk melihat calon atau nadzor. Mereka yang mengikuti taaruf ini diperbolehkan untuk saling bertemu dengan membawa mahram mereka. Sebagaimana yang diperintahkan Nabi Muhammad S.A.W. dalam haditsnya yaitu:

“Apabila salah seorang di antara kamu hendak meminang seorang perempuan, kemudian dia dapat melihat sebahagian apa yang kiranya dapat menarik untuk mengawininya, maka kerjakanlah.”

(HR. Abu Daud)

Dalam hadits lainnya, Nabi Muhammad S.A.W. juga bersabda bahwa:

“Lihatlah wanita itu, agar cinta kalian lebih langgeng.” 

(HR. Turmudzi 1087, Ibnu Majah 1865 dan dihasankan al-Albani).

Khitbah

Jika kedua belah pihak setuju untuk meneruskan taaruf ini, maka hal yang harus dilakukan berikutnya adalah meminang atau khitbah. Khitbah dapat disampaikan secara terang-terangan atau dengan isyarat.

Menjaga Kerahasiaan Hubungan

Khitbah itu sangat berbeda dengan pernikahan. Jika pernikahan itu sebaiknya diumumkan, maka khitbah sebaiknya dirahasiakan. Meskipun kedua belah pihak sudah melaksanakan lamaran atau khitbah, sebaiknya ini hanya diketahui oleh pihak keluarga. Ini dilakukan untuk menghindari perbuatan yang buruk seperti berdua-duaan, fitnah, atau mencegah pihak ketiga yang datang.

Hal-hal yang Dilarang dalam Tata Cara Taaruf

Ketika melakukan taaruf dirasa menemukan kecocokan, berusahalah untuk tidak berkomunikasi dengan calon. Jika diharuskan adanya komunikasi dalam mengurus pernikahan, bawa serta keluarganya. Atau, komunikasikan segala sesuatunya hanya kepada orang tua dan saudaranya.

Upayakan untuk tidak melakukan hal-hal yang dilarang selama masa taaruf seperti berkhalwat, menunda pernikahan, dan masa taaruf yang lama. Pastikan bahwa jarak taaruf dan pernikahan hanya berlangsung dalam hitungan bulan. Ini karena menyegerakan pernikahan adalah kewajiban untuk menjaga diri dari fitnah.

Nah, bagi kamu yang belum mendapatkan pasangan ideal, Program Taaruf Center dari kelaspranikah.com bisa menjadi solusi terbaik untuk kamu dalam menemukan jodoh terbaik sesuai kriteria dengan cara – cara islami.

2 thoughts on “Mempraktikkan Tata Cara Taaruf yang Benar”

  1. Pingback: 3 Cara Mencari Jodoh yang Dianjurkan Islam - Kelas Pranikah

  2. Pingback: 3 cara Mencari Jodoh yang Dianjurkan Islam - Seminar Pranikah Terbaik

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top
Scroll to Top